Permission Marketing for B2C

9:29:00 am Edit This

Kali ini pembahasan E business saya mengenai Permission Marketing. Kenapa permission marketing diperlukan untuk B2C (business-to-consumer)?


Setelah gooling mengenai pengertian permission marketng, ini salah satu yang saya dapat,yaitu:

“A marketing technique that requires the approval of the customer. Permission marketing aims to create an audience with a high interest level by sending certain types of marketing information only to those who have specifically requested it.” (www.investorwords.com)



Singkatnya dapat diartikan “berkomunikasi dengan izin pelanggan”. Komunikasi yang dilakukan oleh marketer biasanya adalah penyampaian informasi ataupun penawaran mengenai suatu produk/jasa.


Lalu mengapa untuk B2C diperlukan?


Seperti kita tahu, setiap orang mempunyai keunikan masing-masing, begitu juga mengenai hobi, kesukaan, ketertarikan dan juga rutinitasnya. Marketer tidak bisa menarik garis lurus tentang hal ini. Ada orang yang suka diberikan informasi secara intensif dan aja juga yang tidak suka sama sekali diberikan penawaran. Sebelum melakukan komunikasi tersebut dengan pelanggan maka di perlukan permission marketing, agar informasi atau penawaran yang disampaikan dapat di terima oleh pelanggan. Komunikasi dalam e-business biasa dilakukan melalui email blast. Email Blast dapat menjadi media untuk menginformasikan produk/jasa pada pelanggan sekaligus untuk membuat pengguna produk anda tetap teringat pada produk/jasa.


Perusahaan yang melakukan permission marketing terlebih dulu dapat menghemat biaya karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk mengiklankan produk. Karena perusahaan telah mendapatkan konsumen yang spesifik, yang memang membutuhkan produk/jasa perusahaan. Pelanggan akan merasa nyaman apabila perusahaan melakukan permission marketing terlebih dulu, sehingga minimbulkan brandimage yang baik dimata pelanggan.


Agar email campaign yang dilakukan perusahaan berhasil maka diperlukannya "right message to right person at the right time”.